Wednesday, July 19, 2006

BLENDER - Open source 3D graphics creation

this image hosted by ImageShack
Blender is the open source software for 3D modeling, animation, rendering, post-production, interactive creation and playback. Available for all major operating systems under the GNU General Public License.
Saya baru saja menemukan kalau ternyata ada aplikasi pembuat grafik 3D "mantap" di opensource, yaitu blender. Platform yang didukung saat artikel ini ditulis adalah: Windows 98/ME/2000/XP, Mac OS X PPC/Intel, Linux i386/PPC, Solaris, FreeBSD. Berikut adalah contoh-contoh grafik yang dihasilkan oleh blender:
peugeot contest
Saya bukanlah pemakai aplikasi pengolah grafik 3D. Tapi, menurut saya aplikasi ini sungguh menakjubkan. Mungkin merupakan alternatif bagi aplikasi-aplikasi 3D komersil seperti Autodesk 3ds Max. Membuat saya semakin bangga dengan komunitas opensource. Salut!

Tuesday, July 18, 2006

Situs apotek online dan informasi obat-penyakit

kesehatanBaru saja menemukan situs menarik buat mencari informasi mengenai penyakit dan kandungan obat. Coba aja liat di http://www.medicastore.com. Sebenarnya ini merupakan sebuah situs apotek online. Lebih dalamnya sih belum saya eksplorasi. Tapi jika dilihat dari dari kulitnya, lumayan buat penambah referensi selain Wikipedia dan tentu saja googling.

Turut berduka cita atas musibah gempa dan tsunami di selatan jawa

Turut berduka cita atas terjadinya gempa dan tsunami di selatan jawa. Kembali Indonesia berduka. Informasi detail dapat dilihat di BMG dan USGS. Atau berita-berita di MetroTV News.

Friday, July 14, 2006

Insiden Zidane dan Materazzi

Photobucket - Video and Image HostingKalo begini kejadian sebenarnya di semifinal worldcup 2006 antara Perancis dan Itali, siapa yang mesti kena kartu merah ya? Zidane atau Materazzi?

Logitech QuickCam Notebook di Linux

Baru saja diberi pinjaman webcamnya Irza untuk uji coba apakah kompatibel dengan Linux terutama FC5. Webcam tersebut adalah Logitech QuickCam Notebook Pro (USB, device id: 046d:08b1). Ketika webcam tersebut dipasang ke port USB, langsung terdetect dan secara otomatis modul kernel pwc (kemungkinan merupakan singkatan dari: Phillips WebCam) aktif dan teregistrasi sebagai /dev/video0. Selanjutnya ujicoba dengan menggunakan aplikasi camstream (bisa didownload dari repositori Fedora Extras). Ternyata hasil grabnya hanya menampilkan gambar abu-abu. Setelah beberapa saat Googling, berhasil mendapatkan informasi dari dari posting-an milis gnomemeeting ini. Ternyata modul pwc harus diberi opsi tambahan "compression=0". $> rmmod pwc; modprobe pwc compression=0 Agar hotplug secara otomatis mengatur opsi tersebut tanpa harus mengetik baris tersebut tiap kali memasang webcam tersebut, dapat dibuat sebuah file di /etc/modprobe.d/ dengan isi file sebagai berikut: options pwc compression=0 Setelah mengikuti petunjuk tersebut, camstream dapat menampilkan gambar dari webcam ini. Hasilnya cukup bagus. Namun ternyata ukuran yang bisa diambil hanya subQCIF (128x96), QSIF (160x120), dan QCIF (176x144). Bahkan pada QCIF, ukuran gambar sebenarnya adalah QSIF dengan bingkai abu-abu (gray) pada sisa ruang di pinggir (border). Pada dimensi diatas resolusi-resolusi tersebut, kembali didapatkan gambar abu-abu (gray) total. Untuk masalah ini, belum ditemukan solusi. Untuk sementara, saya hanya berhasil menampilkan gambar dari Logitech QuickCam Notebook Pro ini hanya sampai QCIF saja (lebih tepatnya QSIF). Gambar sangat bagus tapi sayang sekali resolusinya terbatas karena permasalahan ini. Selain dengan menggunakan camstream, juga dilakukan uji coba pada beberapa aplikasi linux lainnya. Pada ekiga (aplikasi IP telephony, VOIP, dan video conferencing nya GNOME), gambar yang dihasilkan menghasilkan bingkai abu-abu pada pinggiran gambar. Bahkan pada kopete (aplikasi instant messenger pada KDE) tidak menghasilkan gambar apapun. Hanya kotak hitam. Diduga hal ini diakibatkan oleh permasalahan resolusi diatas.

Thursday, July 13, 2006

Fedora Core Linux

Distro Linux yang saya pakai sehari-hari adalah Fedora Core. Sebelumnya saya memakai distro RedHat Linux. Sebelum RedHat Linux, pada masa awal linux (ketika belum banyak pilihan distro Linux), saya juga pernah menggunakan Slackware RedHat adalah salah satu distro terbesar linux. Banyak teknologi pada RedHat yang menjadi standar de facto dan digunakan pada distro lain, misal: RedHat Package Management (RPM). Pada awalnya, RedHat mengeluarkan seri RedHat Linux dan RedHat Enterprise Linux (RHEL). RedHat Linux adalah produk yang bersifat free (as a beer). Sedangkan RHEL adalah produk komersil. RedHat memungut biaya support kepada pengguna RHEL. Pilihan saya pada waktu itu adalah RedHat Linux bukan RHEL karena gratis (apalagi waktu itu masih mahasiswa). Kalau tidak salah mengingat, saya mulai menggunakan RedHat Linux sejak seri RedHat Linux 5. Tetapi, setelah RedHat Linux 9 (RH9), RedHat memutuskan menghentikan seri RedHat Linux dan berkonsentrasi pada seri RHEL. Sebenarnya, RedHat tidak menghentikan begitu saja seri RedHat Linux. RedHat menggagas dan mensponsori sebuah proyek baru di bidang linux dan open source, Fedora Project. Ide dasarnya adalah sebuah proyek yang disponsori oleh RedHat tetapi dikembangkan oleh komunitas besar opens ource (baca: bukan internal RedHat). Dengan kata lain, RedHat mengganti nama RedHat Linux menjadi Fedora Project dan menyerahkan pengembangannya kepada komunitas. Di sinilah terjadi banyak kesalahan persepsi oleh banyak orang. Setelah lebih dari beberapa tahun (saya lupa tepatnya) RedHat beralih RH9 ke Fedora, hingga saat ini masih banyak orang menginstall RH9. Bukan karena pertimbangan stabilitas. Bukan pula karena pertimbangan sumber daya (pada umumnya software lama lebih hemat sumber daya dibanding software yang lebih baru). Tetapi karena menganggap bahwa RH9 adalah seri terbaru dari distro RedHat Linux. Informasi lebih lanjut tentang sejarah Fedora Project dapat dilihat situs awal fedora di redhat atau situs resmi Fedora Project saat artikel ini ditulis. Sebenarnya, RHEL adalah turunan dari Fedora Project. Atau lebih tepatnya Fedora adalah distro untuk menguji coba teknologi baru sebelum dimasukkan ke RHEL. Dalam hal ini RHEL lebih seperti Debian. RHEL adalah produk komersial yang harus dijaga kestabilannya. Hal ini berarti RedHat tidak bisa memasukkan secara terburu-buru suatu produk baru ke seri RHEL tanpa melihat dulu hasil uji pemakaian secara luas produk tersebut. Ciri dari Fedora adalah "Bleeding-edge technology released early and often". Jarak waktu antara satu versi dengan versi berikutnya bisa dikatakan sangat singkat (hitungan bulan, 2-3 kali dalam satu tahun). Hal ini memungkinkan teknologi baru dapat secara cepat diintegrasikan ke versi inti Fedora (Fedora Core). Cepat terbitnya versi baru dari Fedora Core menjadikan Fedora tidak praktis untuk lingkungan komersial secara umum. Bayangkan jika anda harus mengupgrade (bukan mengupdate) server setiap 4 bulan sekali. Hal ini yang menjadi nilai lebih dari RHEL tetap menjadi pilihan bagi kalangan tertentu walaupun tidak bersifat gratis. Mungkin timbul pertanyaan lagi. Mengapa saya dan banyak orang menggunakan Fedora? Banyak alasan yang saya miliki, apalagi ditambah alasan dari pengguna lain di seluruh dunia. Jawaban paling sederhana adalah Fedora merupakan distro paling identik dengan RedHat yang bersifat gratis alias free (as a beer). Ya, saya sudah sangat merasa nyaman mengadministrasi linux ala RedHat. Sebenarnya ada alasan lain yang lebih dominan. Kembali ke "Bleeding-edge technology released early and often". Hal ini memungkinkan saya banyak mencoba hal baru. Dengan mudah saya dapat mengaplikasikan topik-topik hangat di dunia open source. Bagaimana dengan kestabilan? Bagi saya itu tidak berpengaruh, bahkan hanya isapan jempol. Sifat "realesed early and often" bukan hanya pada major version saja, tetapi juga update per paket (package dalam hal ini RPM). Selain kecepatan terbit update terhadap suatu paket, saya juga mendapatkan kenyamanan dengan ketersediaan pilihan paket-paket dari pihak ketiga. Banyak repositori yang menyediakan paket-paket tambahan selain paket yang disediakan Fedora Core. Diantaranya adalah Fedora Extras (termasuk secara default dalam instalasi), Livna, FreshRPM, Dries, DAG. Livna merupakan standar bagi saya dalam arti merupakan repositori wajib. Walaupun bukan standar (saya disable) bagi saya, saya kadang-kadang mencari paket pada FreshRPM, Dries, dan DAG yang juga tergabung dalam RPMforge. Tentu saja ada konsekuensi dari pilihan saya tersebut. Pada server-server yang saya administrasikan, saya tidak melakukan upgrade setiap versi baru dari Fedora Core diterbitkan. Bagi saya upgrade versi terlalu beresiko. Saya lebih suka mengupdate paket per paket RPM hingga berhentinya support terhadap versi yang saya gunakan. Biasanya saya mempertahankan setiap server pada versi suatu Fedora Core sekitar 2-4 tahun sampai versi tersebut benar-benar dihentikan update supportnya. Ketika Fedora Project menghentikan support terhadap suatu versi, versi tersebut akan pindah ke Fedora Legacy. Pada masa tersebut, update paket-paket RPM dapat diperoleh dari Fedora Legacy. Ketika Fedora Legacy menghentikan support terhadap versi itu, barulah saya akan beralih ke versi terbaru dari Fedora Core. Menurut saya, usia 2-4 tahun merupakan usia yang cukup buat suatu server. Jadi, silahkan coba Fedora... Atau mungkin anda memiliki pandangan lain? Karena itulah inti dari banyak beredarnya distro-distro Linux. Semua punya rasa sendiri walaupun pada intinya adalah satu, Linux. PS: Saya sangat mengharapkan adanya komentar-komentar mengenai hal ini. Silahkan berkomentar. Positif maupun negatif (tentu saja ada batasan yang pasti anda ketahui). Atau anda butuh bantuan, jangan ragu-ragu kontak saya.

Wallpaper Fedora di angkasa

Habis nemu wallpaper menarik buat Fedora Core gua di blog ini.

eBuddy, alternatif messenger buat di mobile

Baru aja nemu dan nyoba eBuddy, dahulu dikenal sebagai eMessenger, sebuah alternatif buat online messaging di mobile. Saat ini, eBuddy mendukung network: MSN, Yahoo, dan AIM. Tidak perlu download program. Cukup menggunakan web/wap browser baik di komputer, notebook, ponsel, maupun PDA. Jadi, para mobile dapat online dan ngobrol selama perangkatnya memiliki web/wap browser dan tentu saja terhubung dengan INTERNET.